Bagaimana bekal yang sia-sia menuju akhirat?
Ibnul Qayyim memberikan nasehat yang sangat indah,
العَمَلُ بِغَيْرِ اِخْلاَصٍ وَلاَ اِقْتِدَاءٍ كَالمُسَافِرِ يَمْلَأُ جِرَابُهُ رَمْلاً يُثْقِلُهُ وَلَا يَنْفَعُهُ
“Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang musafir yang membawa ransel berisi pasir. Bekal pada ransel tersebut hanya memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa.” (Al-Fawa’id, hlm. 81)
Itulah bekal yang sia-sia, berat namun tidak manfaat.
Amalan yang dilakukan tidak ikhlas (riya’ dan sum’ah), juga amalan yang tanpa tuntunan Rasul (bid’ah) itulah yang jadi bekal sia-sia.
Jangan sampai kita membawa bekal yang sia-sia padahal perjalanan kita begitu berat menuju akhirat.
Referensi:
Al-Fawaid. Cetakan keenam, tahun 1431 H. Muhammad bin Abi Bakr Az-Zar’I (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah). Penerbit Maktabah Ar-Rusyd.
Tonton Yuk!
Tonton nasihat singkatnya hanya dua menit di Youtube, jangan lupa SUBSCRIBE Channel Youtube Darush Sholihin.
—
Disusun di Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 8 Safar 1438 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @RemajaIslam
Biar membuka Rumaysho.Com mudah, downloadlah aplikasi Rumaysho.Com lewat Play Store di sini.